PUBLIC RELATIONS OFFICER, MENYIKAPI TANTANGAN ZAMAN?




Sebagai Public Relations Officer, tentu dapat dipahami tugas dan fungsi kita sebagai PRO (baca:Public Relations Officer) dalam suatu perusahaan atau intansi adalah menjalankan strategi-strategi komunikasi yang kita pahami terhadap pelaku komunikasi (masyarakat atau lawan komunikasi) sebagai pembangunan hubungan yang baik demi tercapainya tujuan yang diharapkan,baik tujuan pribadi ataupun kelompok. Seiring dengan perkembangan zaman, menjadi seorang PR bukanlah sebuah hal yang mudah. Pola hidup masyarakat yang cenderung instan dan mendekati pada hedonisme membuat kebudayaan baru muncul secara tidak langsung tanpa disadari masyarakat. PR harus menghadapi tantangan aqidah pada saat realisasi dilapangannya berbanding jauh dengan apa yang dipahami.
Ketika kita akan menjalankan kerjasama, sebagai PR Agency kita harus melakukan pertemuan guna menunjang berjalannya kerjasama. Tidak sedikit, pihak client ingin melakukan pertemuan ditempat yang tak lazim sembari menikmati hiburan. Salah satunya di tempat hiburan malam (karaoke, diskotik, Pub dan sebagainya), tetapi dengan pola hidup yang modern, hal itu sudah dianggap lumrah. Lalu bagaimana cara kita menyikapinya?
Hal yang paling penting adalah dapat menanamkan keyakinan dan ketaatan beragama sebagai buku panduan hidup. Pada fenomena lobbying yang tak sehat meski menghasilkan. Kita dapat mensiasati segala sesuatunya dengan cara cermat dan beradab. Misalnya ketika jamuan makan malam, meski tidak disediakan kursi tetapi sedapat mungkin menyantap makanan dan minumannya dengan duduk, atau ketika mengajak bertemu untuk sekadar karaoke atau pergi ke diskotik. Ketika mereka menawarkan minuman beralkohol, kita dapat menghindari minuman beralkohol dan menolak dengan cara yang lebih santun kepada lawan bicara. Karena pada dasarnya mereka paham apa yang kita sampaikan secara tidak langsung. Dan jika lawan bicara benar professional, itu tidak akan mempengaruhi hasil kerjasama.
Pada akhirnya, menjadi PRO, haruslah sesuai dengan aqidah dan pandangan hidup pribadi sebagai umat beragama. Inti kerjasama yang baik bukan harus selalu mengutamakan lobbying yang menjanjikan, dengan membuat isi kerjasama yang menarik dalam segi kajian kerjasama itu sendiri dan tidak menghalalkan barbagai cara, semuanya akan berjalan dengan baik. Mari menjadi Public Relation Officer yang Beradab!.

Oleh :
Fajar Imani Nurismawan (1154060025)