Rasa salah menghantui, Yang disebut Gelisah!

"Kemarin anak putra ngapain aja dikantor?" tanya berat seorang wanita sebayaku
"Ah, seperti biasa, aktivitas rutin dan editing Tugas Akhir, kayanya. aku lagi sakit waktu itu jadi gak masuk kantor. emang ada apa?" timbal temanku.
"Lihat ini !".

Percakapan ringan, bernada berat itu yang pertama aku dengar ketika masuk ke kamar kost putri. Percakapan yang menunjukan tanda tanya saat itu. Seperti menyudutkan pada sosok Gender "Laki-Laki". Perasaan tak jelas menghampiri, ada tindakan langsung yang tak disadari.

lalu aku berfikir, apa yang telah aku lakukan dua hari kemarin ?

sepertinya biasa saja. tidak melakukan tindakan yang berniat jahat, pikirku. atau mungkin kemarin aku meminjam Motor Matic milik Pak.Direktur Teknik Perusahaanku? Waktu itu keadaan sangat mendesak sekali.

Yaa, Kebetulan aku masih berstatus seorang siswa Prakerin/PKL di Perusahaan ini. Setiap Hari Kamis, Perusahaan ini mempunyai kegiatan Rutin, yaitu bermain Futsal. Seluruh karyawan dan siswa prakerin turut andil dalam kegiatan rutin ini. Aku, termasuk seorang pemula juga harus ikut bermain futsal meski sangat ragu dengan kemampuanku dilapangan hijau.
Jarak Lapangan  Futsal dari kantorku sangatlah Jauh, tidak bisa diakses menggunakan angkot apalagi Bus :) , hanya dapat di akses oleh Motor dan Mobil pribadi. Satu-satunya transportasi yang bisa ku kemudi hanyalah Motor Matic. Aku belum sempat belajar jenis motor yang lainnya.
Di halaman Parkir kantor, ada satu motor matic itupun milik Pak.Direktur Teknik. Muncul perasaan ragu dan takut. Karyawan yang lain sudah tiba di Lapangan  Futsal 15 menit yang lalu, Apa iya harus meminjam motor pak.dirtek? 
Dengan luwes hati, aku memberanikan diri, Bersama seorang sahabat PKL ku, Fatwa. 

"Kang, sebelumnya mohon maaf menggangu, kita itu mau ikut futsal, tetapi karyawan lain sudah pada berangkat, tinggal kita berdua kang. Motor Matic yang hitam milik akang bukan? " Ceritaku,
"Iya,"
"Boleh pinjam tidak? soalnya kami tidak bisa jenis motor lain selain matic kang," *nyengir malu
"oh iya boleh, hati-hati saja, ini kunci sama STNK nya, jangan lupa Kunci cakramnya lagi ya jika sudah disana" Jawabnya dengan nada pelan,
"oh iya siap, terimakasih kang. izin berangkat dulu "
"iya"

Beliau ternyata sangat baik sekali, sangat disayangkan penilaian kebanyakan karyawan terhadap beliau. Mungkin, yang menjadikan orang enggan untuk berbicara karena sikap beliau yang dingin dan tidak terlalu banyak bicara serta jarang bersosialisasi dengan yang lain. Dan hebatnya beliau merupakan karyawan paling cerdas di bidang IT, dengan itulah beliau dijadikan sebagai Direktur teknik.  Ia sering mengisi seminar dan workshop mengenai IT di berbagai Event, dan beliau mengajak para pembaca untuk Menikmati asyiknya dunia IT yang ia bungkus dengan kreatif dan menarik lewat komik dan selentingan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga newbie pun dapat mudah mempelajari dunia IT. Gak Percaya? Lihat ini http://chickenstrip.wordpress.com/

_________________________________________________________________________________

Tapi, masa iya hanya karena itu, seseorang terpikir Menilai Buruk Kami!

Setelah kita pikir, akhirnya kita berembug, membicarakan permasalahan Kesenjangan yang terjadi. Pendapat-pendapat tak jelas terselip ditengah pembicaraan Kita. Merasa ada salah, Pasti iya ! tak mungkin seseorang beranggapan tanpa beralasan. 

Ketika ditanya, memang apa yang kita lakukan? "tanya diri kalian saja". 

Jawaban itu rasanya sudah cukup menggambarkan kekecewaan seseorang terhadap kita. sedikit, mungkin ! tapi jika terlalu sering akan menjadi banyak kan, Presepsi orang terkadang tak sama, jelas beda. Hendaknya kita berhati-hati dalam setiap melihat, berbicara, mendengar dan menilai Suatu hal.



Kita pun berhenti dari pembicaraan panjang yang sedikit melebar. setelah itu kita melanjutkan aktivitas kegiatan Prakerin seperti Biasa. 

Esoknya Kita mulai untuk bergegas Pergi kekantor lebih awal, setidaknya memperbaiki kesalahan dari hal-hal kecil, mulai banyak tersenyum dan bertanya kabar serta ikut serta dalam pembicaraan-pembicaraan para karyawan.dan satu lagi Ingat !  tidak memasang wajah cemberut atau kesal serta menghindar kepada orang yang menilai kita telah melakukan kesalahan, Bersikap baiklah dan seperti Biasanya. anggaplah itu sebuah teguran kecil tapi hebat, membuat kita sedikit intropeksi terhadap perilaku kita selama ini serta kita dapat mengetahui karakteristik sesorang agar lebih waro (hati-hati) dalam menyikapi orang tersebut.

Ambil Hikmahnya dari setiap kejadian ini, Pengingat yang benar terhadap diri kita bisa didapat dari hikmah kejadian ini. Bukan mencari siapa yang benar dan salah, yang terpenting semua tetap beritikad baik dan benar dalam segala hal apapun.

Sekian Sobat, Semoga Bermanfaat... dan tetap Waro.




2 thoughts on “ Rasa salah menghantui, Yang disebut Gelisah!

  1. Cie baru tau fajar punya blog EKH. lumayan jar mantapkan kata-katanya Semangat illustrat! dan waro selalu hehe

    BalasHapus
  2. Kawan ini bener-bener keren banget !. (y)

    BalasHapus

Keluarkan Ekspresimu tentang Blog ini :)